SCHOOL IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI ATAS DEREDUKSINASI PENDIDIKAN BANGSA

Mubarok, M. Khusni (2016) SCHOOL IMPROVEMENT SEBAGAI SOLUSI ATAS DEREDUKSINASI PENDIDIKAN BANGSA. Jurnal Edukasi, 2 (2). pp. 125-132. ISSN 2443-0455

[img]
Preview
Text
M Khusni Mubarok 125-132.pdf

Download (27kB) | Preview

Abstract

Bukan merupakan suatu kebanggaan jika konsep kompetisi masih menjadi pola yang diterapkan dalam dunia pendidikan, terkhusus di Indonesia. Dampak yang muncul adalah yang sudah di atas akan cenderung mendominasi dan sebaliknya yang terlanjur di bawah akan terus di bawah bahkan semakin merosot, padahal yang diharapkan dari adanya pendidikan adalah bisa mencetak lulusan yang berkompetensi dan berkarakter (bermoral). Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran terdepan dalam amanat akademis ini, akan tetapi karena faktor kebijakan regulasi berbasis kompetisi masih menjadi tren sehingga citra sekolah seakan tidak lagi sebagai tempat sakral pendidikan, melainkan menjadi tempat pencetak kompetitor yang sudah tidak mengenal kultur. Jika sekolah masih dianggap sebagai tempat formal proses belajar mengajar, maka harus ada suatu perhatian khusus bagi sekolah yang masih belum cukup layak disebut sebagai lembaga pendidikan yang efektif. Perbaikan sekolah adalah solusi utama dalam upaya mensejajarkan posisi sekolah dalam standar pelayanan kegiatan belajar mengajar. Ada tiga tipe sekolah dalam analisis school improvement (perbaikan sekolah), yaitu; 1) Sekolah Efektif, yaitu sekolah yang sudah bisa memelihara posisi mereka sendiri. 2) Sekolah Cukup Efektif, yaitu perlu adanya kerjasama dari lembaga lain dalam perbaikan. 3) Sekolah Gagal, adalah sekolah yang dalam perbaikannya perlu adanya interfensi dari pihak luar. Prinsip improvement dilandasi atas tiga hal antara lain; adanya teori pengembangan yang sehat, research yang bisa digunakan dalam perbaikan dan harus mau merujuk kepada sekolah efektif sebagai model. Sehingga pola analisis komparatif akan mendasari dalam kajian ini, yang hasilnya berkisar kepada lima hal, yaitu: 1) Adanya upaya peningkatan pengembangan professional Guru ( Professional School Development). 2) pentingnya peran Leadership. 3) tidak ada satu modelpun yang menjadi blue print bagi perbaikan sekolah, (karena blue print tercipta menyesuaikan kondisi skolah tersebut). 4) berfokus pada siswa dengan spesifikasi hasil belajar tertentu yang harus diperbaiki. 5) pentingnya budaya sekolah. Harapan akhir yang dituju adalah dapat terkontrolnya sekolah yang gagal dalam upaya perbaikan menuju sekolah efektif sehingga citra sekolah sebagai lembaga formal pendidikan tetap terjaga

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: School Improvement, Pendidikan Bangsa
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education
Divisions: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Depositing User: Umi Nur Hastuti
Date Deposited: 22 Mar 2018 09:05
Last Modified: 22 Mar 2018 09:05
URI: https://repository.stkippgri-sidoarjo.ac.id/id/eprint/22

Actions (login required)

View Item View Item